Jenis-jenis Tumbuhan Lumut (daun, hati, tanduk)-
Dalam tulisan kali ini kita akan membahas 3 jenis tumbuhan lumut yaitu
lumut daun, lumut hati dan lumut tanduk. Ketiga jenis tumbuhan lumut
diatas memiliki ciri masing-masing yang berbeda. Simak uraian berikut
tentang jenis-jenis tumbuhan lumut.
1. Ciri-ciri struktur Lumut Daun
Anggota yang tidak asing lagi dari
divisio ini adalah Bryophyta atau lumut daun. Bryophyta memiliki jumlah
kurang lebih 10.000 spesies jenis lumut daun yang dibagi menjadi tiga
ordo yaitu Bryales, Sphagnales, dan Andreales. Lumut daun lebih mudah
dikenali karena sering dijumpai di tempat yang agak terbuka. Pada
divisio Bryophyta, kita belum dapat membedakan membedakan antara daun,
batang, dan akarnya. Akan tetapi, Bryophyta telah memiliki klorofil
untuk proses fotosintesisnya sehingga digolongkan ke dalam Regnum
Plantae. Lumut daun (moss) merupakan tumbuhan lumut yang paling
terkenal. Hamparan lumut daun terdiri atas kelompok lumut yang padat,
yang saling menyokong satu sama lain. Setiap tumbuhan yang tergabung
dalam hamparan tersebut melekat pada substrat dengan sel memanjang atau
filamen seluler yang disebut rizoid. Rhizoid membawa air dan
nutrisi ke seluruh jaringan. Akan tetapi, rhizoid tidak memiliki
pembuluh untuk mendistribusikan air dan nutrisi tersebut. Oleh karena
itu, lumut dimasukkan ke dalam jenis tumbuhan tak berpembuluh. Difusi
air dan nutrisi pada lumut terjadi secara lambat melalui jaringan di
tubuh lumut yang saling berhubungan. Oleh karena itu, ukuran tubuh
mereka terbatas, hanya kurang dari 2 cm tingginya. Gametofitnya tumbuh
tegak di permukaan tanah, memiliki bagian-bagian yang menyerupai “akar”,
“batang”, dan “daun” yang sesungguhnya tidak sama dengan struktur yang
sama pada tumbuhan vaskuler. Gametofit merupakan generasi dominan,
tempat terjadinya fotosintesis. Sporofit tumbuh membentuk suatu batang
panjang yang muncul dari arkegonium. Pada ujung batang terdapat
sporangium, yaitu kapsul tempat terjadinya pembelahan meiosis dan spora
haploid berkembang. Gambar 7.3b sporofit yang memiliki sporangium berbentuk kapsul dengan tutupnya disebut kaliptra. Jika kadar air rendah, kaliptra terlepas, gigi peristom terbuka, dan spora keluar.
Salah satu contoh lumut daun adalah lumut gambut atau sphagnum,
terhampar menutupi permukaan daratan bumi seperti karpet. Hamparan
lumut gambut sangat tebal, terdiri atas tumbuhan hidup dan mati di tanah
basah, mengikat banyak sekali karbon organik. Sebagai tempat
penyimpanan karbon, rawa gambut tersebut berperan penting dalam
menstabilkan konsentrasi karbon dioksida (CO2) di atmosfer. Sphagnum
tumbuh di daerah tundra, merupakan makanan rusa kutub. Lumut daun dapat
dimanfaatkan sebagai media tanaman (pengganti ijuk). Siklus hidupnya
sudah kamu lihat pada Gambar 7.1.
2. Ciri-ciri struktur Lumut Hati
Hepatophyta disebut juga lumut hati.
Menurut Campbell (1998: 550), Lumut hatimeliputi sekitar 8.000 jenis
yang kebanyakan hidup di tempat lembab seperti pada batang pohon, tanah,
atau batu cadas. Lumut hati membentuk massa berupa lembaran dengan tepi
yang terbelah-belah (disebut talus) yang berbentuk seperti
hati. Pada beberapa jenis, talus ini membentuk daun sehingga lumut hati
dapat dibedakan menjadi lumut hati bertalus dan lumut hati berdaun
(sering disebut lumut sisik). Contoh lumut hati bertalus yaitu
Marchantia polymorpha, M. berteroana, Ricciocarpus natans, R. frostii.
Lumut hati berdaun misalnya Porella.
Hutan tropis merupakan tempat hidup
lumut hati dengan keanekaragaman yang paling besar. Gametofitnya
merupakan lembaran “daun” tipis yang menempel pada substratnya dengan
rizoid yang halus. Lembaran “daun” dibagi menjadi beberapa lobus,
bentuknya seperti hati hewan, epidermisnya mengandung klorofil. Pada
permukaan gametofit terdapat badan seperti mangkuk yang berisi kuncup
(gemma) yang berfungsi sebagai alat perkembangbiakan aseksual. Kuncup
yang terlepas dan jatuh di tempat yang sesuai, akan tumbuh menjadi
individu baru. Seperti Bryophyta, pada lumut hati fase yang menonjol
adalah fase gametofitnya. Pada fase ini, gametofitnya terkadang memiliki
kutikula. Spora dari lumut hati ini memiliki dinding tebal yang
menyesuaikan diri terhadap lingkungannya.
Siklus hidup lumut hati hampir mirip
dengan lumut daun, yaitu fase gametofitnya lebih dominan. Gambar 7.4b
Lembaran “daun” (gametofit dengan mangkuk berisi gemma, anteridium, dan
arkegonium.
Perkembangbiakan seksual terjadi melalui pembentukan arkegonium dan anteridium, biasanya tumbuh pada gametofit yang berbeda. Tangkai arkegonium disebut arkegoniofor, sedangkan tangkai anteridium disebut anteridiofor.
Lekukan pada payung pembawa anteridium lebih dangkal dibanding dengan
payung arkegonium. Pada tiap lekukan terdapat satu arkegonium, yang
tumbuh ke arah bawah. Setelah terjadi pembuahan terbentuk zigot, sementara arkegoniofor terus memanjang. Zigot tumbuh menjadi sporofit dan
terbentuk “kapsul” tempat tumbuhnya spora yang haploid. Spora yang
jatuh pada tempat yang sesuai akan tumbuh menjadi benang yang tidak
tentu bentuknya dan berfungsi sebagai sel pemula pembentukan gametofit.
3. Ciri-ciri struktur Tanduk
Divisi Anthocerophyta memiliki struktur
tubuh mirip tanduk sehingga dinamakan lumut tanduk. Anthocerophyta hanya
memiliki satu kloroplas di dalam tiap selnya. Oleh karena itu,
Anthocerophyta dianggap sebagai lumut primitif. Lumut ini memiliki
struktur tubuh seperti lumut hati, perbedaannya terletak pada
sporofitnya. Sporofit pada lumut tanduk bentuknya seperti kapsul
memanjang yang tumbuh menyerupai tanduk. Di antara semua lumut, lumut
tanduk adalah yang paling dekat hubungan kekerabatannya dengan tumbuhan
vaskuler. Bentuk tubuhnya mirip lumut hati, tetapi sporofitnya membentuk
kapsul memanjang yang tumbuh seperti tanduk. Sampai saat ini ketiga
divisi lumut itu masih bertahan sebagai tumbuhan darat. Adanya hamparan
lumut pada permukaan tanah dapat mencegah erosi. Selain itu, rizoid
lumut dapat menembus permukaan batuan. Proses ini secara bertahap
membentuk tanah baru. Oleh karena itu, tumbuhan lumut disebut sebagai
tumbuhan pionir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar